Bayangkan suatu hari Anda melihat video tokoh terkenal di media sosial yang tampak meyakinkan, menawarkan bantuan sosial dengan cara yang terlihat resmi. Anda pun percaya dan mengikuti instruksinya.
Dan setelah semuanya sudah dilakukan, Anda baru tersadar bahwa ternyata semuanya palsu. Suaranya bukan suara asli, wajahnya hanya hasil editan, dan semua informasi yang disampaikan hanyalah tipu daya.
Inilah salah satu bentuk penipuan digital yang sedang marak, yaitu penipuan deepfake dan AI voice cloning, di mana wajah dan suara seseorang bisa dipalsukan dengan teknologi canggih.
Selengkapnya, mari kita pahami bagaimana teknologi ini bekerja dan mengapa kita semua perlu waspada terhadap ancaman bernama penipuan deepfake.
Apa Itu Deepfake & AI Voice Cloning?
Dalam konteks penipuan, deepfake berarti modus manipulasi menggunakan citra seseorang (wajah atau suaranya) tanpa izin. Sedangkan, AI voice cloning atau kloning suara adalah aplikasi serupa yang meniru suara asli seseorang dengan akurasi tinggi, menghasilkan suara buatan yang hampir tak bisa dibedakan dari aslinya
Teknologi ini awalnya dikembangkan untuk keperluan positif seperti film atau asisten suara, tetapi kini banyak disalahgunakan untuk penipuan.
Statistik menunjukkan lonjakan tajam kasus deepfake global, misalnya di Asia Pasifik kasus deepfake melonjak 1.540% antara 2022–2023. Di Indonesia sendiri, laporan menunjukkan peningkatan hingga 1.550% dalam setahun terakhir, menandakan potensi ancaman yang sangat serius.
Baca Juga: Deepfake Sextortion: Kejahatan AI yang Mengintai di Tengah Rendahnya Literasi Digital
Cara Kerja Penipuan Deepfake dan AI Voice Scam
Pelaku penipuan deepfake memanfaatkan konten palsu ini untuk menipu korban dengan teknik social engineering.